Minggu, 19 September 2010

Bekal Sukses Itu Bernama "PD"

Masalah krisis kepercayaan diri
(krisis PD) seringkali menjadi salah satu
masalah klasik yang dialami oleh
sebagian orang.

Meski kelihatannya sederhana, namun
jika dibiarkan berlama-lama, krisis PD
bisa jadi bumerang tersendiri. Salah
satunya, potensi yang ada dalam diri
kita akan terhambat.

Sekarang mari kita ulas sejauh mana
pengaruh kepercayaan diri bisa
mempengaruhi keberhasilan seseorang.

Saat menghadiri seminar atau sebuah pertemuan misalnya, banyak di antara kita yang lebih nyaman memilih tempat
duduk di belakang ketimbang di depan.
Alasannya kadang sederhana.. "takut
ditanya sama si pembicara".

Namun saat seminar sudah dimulai, yang
duduk paling belakang seringkali jadi
tidak begitu kelihatan atau terdengar
dengan baik apa yang dibicarakan oleh
si pembicara karena terhalang oleh
mereka yang duduk di depan!

Pernah merasa seperti itu? :-)

Atau bagi yang masih berstatus pelajar,
apakah kita termasuk yang malu-malu
untuk angkat tangan dan memberikan
jawaban yang sebenarnya kita tahu atas
pertanyaan yang ditanyakan guru kita? :-)

Sekarang, mari kita cari tahu apa saja
yang menyebabkan orang suka minder atau
kurang PD! Berikut beberapa alasannya:

1. Sering berpikir yang 'tidak-tidak'
tentang diri mereka!

"Coba kalau aku tinggi, aku mau dong
jadi model terkenal atau bintang film :
seperti Cinta Laura atau Dude Herlino!
...Tapi sayang, aku nih pendek & item,
gigiku gondrong lagi!!"

** loh, kasihan amet... hehe

Jangan pernah memandang
sebelah mata terhadap diri kita. Semua yg
kita miliki adalah anugerah Tuhan yang pasti
ada manfaatnya.

2. "Takut Salah" bisa membuat kita
tidak maju.


Jika kita selalu takut salah dalam
melakukan sesuatu, maka pastinya kita
tidak akan pernah bisa berhasil.

Janganlah takut salah! Karena
kesalahan sebenarnya adalah langkah
awal menuju keberhasilan.

Tokoh-tokoh besar dunia yang
penemuannya sekarang kita nikmati,
dulunya mereka banyak melakukan
kesalahan. Namun, mereka terus dan
terus mencoba untuk memperbaiki
kesalahannya hingga tercipta sebuah
penemuan yang besar, seperti lampu
pijar, pesawat terbang, Google :-)

Dan masih banyak lagi yang lain!
Oleh sebab itu, jangan pernah takut
salah!

3. Jika kita bergaul dengan pengecut,
otomatis kita juga akan jadi pengecut

Pergaulan bisa mempengaruhi
kepribadian kita. Jika anda berada di
lingkungan yang mayoritas tidak punya
rasa PD tinggi, maka jangan harap anda
bisa PD.


Yakinlah, sedikit banyak, PD kita
sangat dipengaruhi oleh lingkungan
dimana kita berada. Oleh sebab itu,
pandai-pandailah mencari teman atau
pergaulan yang memiliki kepercayaan
tinggi.

Anda juga pasti pernah mendengar
istilah "Jika ingin kaya, bergaulah
dengan orang-orang kaya".

Maksudnya, bukan berarti kalau kita
tidak punya uang bisa bersandar pada
mereka dan pinjam uang! :-) Tapi tujuan
kita adalah bisa menyerap 'cara
berpikir' mereka yang bisa membuat
mereka menjadi kaya!

4. Tidak perlu terpengaruh pendapat
orang lain


Kita seringkali terpengaruh dengan
pendapat orang lain. Sayangnya, tidak
semua pendapat itu benar. Pendapat atau
masukan dari luar boleh saja kita
tampung. Tugas kita adalah *mengolahnya*,
sekaligus untuk evaluasi diri.

Jika ada pendapat yang justru membuat
anda menjadi mundur dan tidak
berhasil, maka anda perlu menolaknya,
tanpa perlu terpengaruh oleh pendapat
itu.

Singkat kata, hilangkan jauh-jauh rasa
minder dalam diri kita. Anda tidak
perlu resah dengan kekurangan yang ada.
Jika ada melakukan kesalahan, tinggal
perbaiki kesalahan yang anda buat, dan
jadikan kesalahan itu sebagai pengalaman.

The last but not least...
Selalu perkaya diri anda dengan ilmu.
Karena dengan memiliki banyak ilmu,
otomatis kekurangan kita dalam hal lain bisa
tertutupi oleh kelebihan lain yang kita miliki!

Begitu banyak orang yang tidak
menyadari 'sleeping giant' dalam
dirinya. Potensi dahsyat dan besar yang
acapkali diabaikan oleh alam pikirannya
sendiri, yaitu perasaan minder!

So, percaya dirilah! Agar semua potensi
dahsyat yang anda miliki *keluar* dan
tidak lagi terhambat! :-)

Rabu, 15 September 2010

Seni Memaksimalkan Daya Tarik

Memiliki kepribadian yang menarik pasti
diidamkan setiap insan. Saya, Anda,
maupun siapa saja. Kehadiran pribadi
yang menarik selalu dinanti-nantikan
banyak orang. Ketiadaannya dirindukan.

Pertanyaannya, kualitas istimewa APA
yang ada pada manusia, yang bisa
membuat orang lain kagum dan terpesona?
Dan... ANANDA-kah orangnya?

Sebagian orang mungkin berpikir hanya
orang-orang yang cantik, ganteng secara
fisik, pintar, atau bahkan kaya yang
memiliki daya tarik? Sebenarnya tidak
demikian!

Setiap orang berpotensi untuk menjadi
seorang insan yang memiliki daya tarik
tinggi, menjadi sosok yang dielu dan
diharapkan. Termasuk Ananda sendiri!
Pesona Ananda bisa ditumbuhkan dan
diciptakan dengan energi positif yang
Ananda miliki.

Bagaimana memunculkan aura positif Ananda
agar membuat ketertarikan bagi yang
lainnya?

Berikut adalah 7 Seni Memaksimalkan
Daya Tarik


Teruslah Berbuat Baik Tanpa Pernah
Menghitungnya


Lakukan kebaikan layaknya menulis di
atas pasir dan pahatlah di batu untuk
setiap kesalahan yang Ananda lakukan.

Artinya, lupakan setiap kebaikan Ananda
kepada orang lain, tak perlu menghitung! :-)

Sikap seperti ini akan melatih keikhlasan,
dan pada saat terbiasa, Ananda akan
merasakan arti puas yang sejati.

Merendahlah Agar Ananda Menjadi Tinggi

Orang yang merendah justru banyak
disenangi orang lain. Lain halnya
dengan orang yang sombong, kerendahan
hati merupakan perwujudan dari
toleransi dan memiliki nilai yang
tinggi.

Kerendahan hati dan kedamaian saling
bertautan. Percayalah pada diri
sendiri, dan singkirkan keinginan untuk
selalu ingin membuktikan pada orang
lain.

Jagalah Kemurnian

Tampil 'apa adanya'. Jadilah diri
sendiri. Untuk memiliki daya tarik
kita tidak perlu menjadi orang lain.

Menjadi diri sendiri jauh lebih
bernilai ketimbang kita selalu ingin
tampil 'seperti orang lain'.

Jadilah Orang Yang Penuh Minat

Apa yang Ananda katakan pada diri sendiri
tentang kehidupan, dan diri Ananda sendiri, dari hari ke hari,
bisa memberikan
efek yang luar biasa.

Sepanjang waktu, lihatlah diri Ananda sendiri
sebagai pribadi yang menarik. Pertahankan
perasaaan itu sejelas mungkin dalam pikiran.

Dengan sendirinya, 'alam' akan menarik
segala hal yang penting untuk
menyempurnakan perasaan dan pandangan
Ananda itu.

Jadilah orang yang selalu ceria, penuh
harapan, dan buat dunia ini terpikat
pada Ananda!

Wajah Ceria

Tertawa itu sehat. Buat wajah Ananda
selalu ceria.

Saat kita tersenyum, otak akan bereaksi
dan memproduksi endorphin (zat alami
yang memindahkan rasa sakit). Selain
itu, senyuman akan membuat Ananda bisa
rileks. Senyuman juga akan menebarkan
kegembiraan pada orang lain.

Tekankan dalam pikiran, saat Ananda
bersama orang lain, bahwa senyuman
dapat memperpendek 'jarak' antar orang
lain.

Antusias dan Hasrat

Dua hal ini merupakan ibu yang
melahirkan sukses. Antusias dan hasrat
dapat mendatangkan uang, kekuatan dan
pengaruh. Hal besar tak akan dapat
dicapai tanpa antusias.

Yakin selalu pada apa yang Ananda
kerjakan. Kerjakan tiap pekerjaan Ananda
dengan penuh cinta. Masukan antusias
dalam pribadi Ananda, maka ia akan
menciptakan hal yang luar biasa buat
Ananda.

Tata Krama

Tingkah laku, kesopanan dan kebaikan
bisa membuat orang lain percaya pada
kita. Tata krama yang baik akan membuat
orang lain merasa nyaman dengan kita.

Tata karma merupakan sumber kesenangan,
memberikan rasa aman, dan ini dilakukan
dengan menunjukan penghormatan pada
oran lain.

Bersikap sopanlah pada setiap orang
yang Ananda kenal, tidak peduli status
dan kedudukan mereka. Perlakukanlah
setiap orang dengan tata krama.

Nah, bagaimana Ananda, tidak sulit bukan? :-)

by : Anne Ahira

Kamis, 19 Agustus 2010

Seperti Apa Ananda Mengukir Sejarah?

The difference between a successful
person and others is in a lack of will"
~ Vince Lombardi, Football Coach

Anandaku lihatlah, kebanyakan manusia cukup puas
hanya dengan...

Lahir - Hidup - dan lalu meninggal.

Hingga akhirnya yang tertinggal hanya
tiga baris di batu nisannya :

Si X, lahir tanggal sekian, dan meninggal
tanggal sekian!

Inginkah Ananda menjalani hidup apa
adanya seperti itu?

Seperti apa ananda mengukir sejarah?

Ada 3 hal yang bisa membedakan ananda
dengan kebanyakan orang dalam mengukir
sejarah, yaitu...

Kemauan, Keilmuan dan Kesempatan.

1. Kemauan

Kemauan menjadi kata kunci yang paling
penting dalam menentukan sejarah hidup
Ananda.

Ananda mau menjadi apa? Seperti apa? dan
di mana? Tentunya hanya Ananda yang
paling mengetahuinya!

Cobalah catat semuanya. Baik itu
melalui memori, diary, atau melalui
selembar kertas sekali pun! Ananda pasti
punya kemauan!

Jangan pernah katakan Ananda tidak punya
kemauan. Hidup itu terlalu pendek untuk
disia-siakan.

2. Keilmuan

Percaya, segala sesuatu itu pasti ada
ilmunya! Jika Ananda punya kemauan dan
memiliki ilmunya, maka segala usaha
akan tercapai dengan lebih baik.

Itu sebabnya Ananda harus mau belajar
dan belajar. Ananda bisa belajar dimana
saja, kapan saja, dan dengan siapa
saja.

Ingat, tidak pernah ada kata terlambat
untuk belajar, mengenal, memahami, dan
mengamalkan sesuatu hal yang bermanfaat
bagi kehidupan Ananda, begitu juga bagi
orang lain.

Dan satu lagi....

3. Kesempatan

Jika kemauan ada, keilmuan ada, maka
tinggal kesempatanlah yang memutuskan
apakah Ananda bisa mengukir sejarah
dengan baik atau tidak.

Kesempatan ini bisa datang dari mana
saja, tergantung kecekatan Ananda dalam
memanfaatkan setiap peluang yang ada.

Kita tahu, seringkali kesempatan itu
hadir, tapi kita tidak mampu
memanfaatkannya dengan benar, karena
keilmuannya kurang, meski keinginan
kita itu sebenarnya sudah besar.

Jika ini terjadi, tidak jarang orang
menyesal dan kadang menjadi berfikir
bahwa nasib selalu tidak berpihak
padanya.

Sebenarnya tidak demikian Anandaku! Dia
hanya tidak tahu bagaimana cara
menyatukan 3K! Yaitu...

Kemauan, Keilmuan dan Kesempatan!

Nah, sekarang Ananda tahu, apa yang
harus dilakukan untuk bisa mengukir
sejarah dengan baik dalam hidup Ananda!

Padukan antara kemauan, keilmuan dan
kesempatan. Jika kemauan sudah ada,
keilmuan sudah ada, maka kesempatan itu
sebenarnya bisa dicari dan diupayakan!

Dan percaya... ketika ketiga unsur ini
berpadu dalam hidup Ananda, maka sejarah
kebesaran tentang Ananda telah dimulai. :-)

Selamat mencoba!

(from Anne Ahira)

Rabu, 03 Maret 2010

4 cara menghitung waktu

Pada hari Kamis tanggal 4 Maret 2009 saya membuka web sahabat saya. Ada tulisan yang menarik dan menginspirasi. Tulisan itu tips cara menghitung waktu seperti berikut ini:

Ada 4 cara menghitung waktu:
1. Cara Penjumlahan
Kalau hari ini kita berumur 17 tahun, maka tahun depan umur kita akan bertambah 1 tahun menjadi 18 tahun. Ini adalah cara menghitung umur yang paling sederhana, paling sesuai bagi anak kecil. (kalau anda masih menghitung umur dengan cara ini, anda masih anak-anak)
2. Cara Pengurangan
Setelah semakin sering kita berulang tahun, akhirnya kita sadar bahwa setiap kali kita ulang tahun, sebenarnya umur kita bukannya bertambah, tapi berkurang! Setiap kali ulang tahun maka sisa umur kita semakin sedikit, kita semakin dekat pada akhir hayat. Orang yang sudah menyadari bahwa sisa hidupnya makin hari makin sedikit
adalah orang yang sudah dewasa.
3. Cara Perkalian
Setelah sadar bahwa umur kita terus berkurang, maka kita harus tahu cara menghitung waktu yang ketiga yaitu bagaimana caranya melipatgandakan waktu yang kita miliki. Misalnya saat kena macet dijalan, kita membaca buku (bisa dong kalo punya supir). Ini adalah contoh bagaimana kita melipatgandakan waktu.
Prinsipnya adalah dalam waktu yang sama, kita memperoleh lebih banyak.
Cara ketiga ini adalah cara yang dipakai oleh orang-orang yang paling pandai diseluruh dunia. Mereka memikirkan bagaimana agar dalam hidup yang singkat bisa melakukan produktifitas yang lebih besar, bisa memperoleh sebanyak mungkin.
Kalau kita berhasil memahami cara menghitung waktu yang ketiga maka kita adalah orang pandai! Tapi kita belum bisa dikatakan sebagai orang yang bijaksana bila belum mengerti cara menghitung waktu yang keempat.
4. Cara Pembagian
Setelah berhasil melipatgandakan waktu yang kita miliki dan mendapat begitu banyak hal dalam hidup kita, maka yang harus kita lakukan kemudian adalah membagikannya.
Kalau kita mendapat banyak ilmu, sebarkan semua sebelum kita mati, kalau kita mendapat banyak harta, bagikan semua sebelum ajal menjemput.
Seorang filsuf berkata, “orang yang mati dalam keadaan kaya adalah orang yang paling bodoh”
Maksudnya, uang itu buat apa? Kan tidak bisa dibawa mati bukan? Memang sudah menjadi tugas kita untuk membagikan semua berkat yg pernah kita peroleh kepada orang lain.
Dengan memahami cara menghitung waktu yang keempat maka hidup kita menjadi bermakna. Maka kita tak akan menyesal kapanpun kita harus mati.
Membaca tulisan ini, saya benar-benar tersentak merenung tentang keberartian diri ini selama diberi kesempatan hidup di muka bumi. Rasanya belum banyak yang saya lakukan.
Mungkin Anda jauh lebih baik dari saya?….. Mudah-mudahan.
(sumber : Zayweb.com)